JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom Standard Chartered, Fauzi Ichsan, menyebutkan bahwa perkembangan ekonomi global sangat ditentukan oleh berita. Alhasil, jika terjadi kebuntuan (dead lock) dalam membuat sejumlah kesepatan terkait penanganan krisis, khususnya yang terjadi di Uni Eropa, bursa saham bisa terus anjlok.
"Sekarang kan Yunani (selaku salah satu negara anggota Uni Eropa) pasti menunggak (utangnya), seperti dibicarakan Prof Nouriel Roubini tadi. (Namun, yang perlu dilihat) bagaimana nunggak-nya, apakah dalam cara restrukturisasi ataukah secara sepihak. Kedua, bagaimana caranya supaya perbankan Eropa tidak terpuruk," ujar Fauzi kepada Kompas.com ketika ditanyai tentang kemungkinan hasil pertemuan para pemimpin UE yang akan berlangsung minggu ini.
Jika utang Yunani yang sudah mencapai 360 juta euro menunggak, kata dia, otomatis biaya pinjaman negara seperti Spanyol, Portugal, Irlandia, dan Italia akan naik. Ini karena risikonya juga naik. Dengan kenaikan biaya pinjaman tersebut otomatis funding cost sektor swasta negara tersebut akan naik.Jadi, yang awalnya adalah krisis fiskal negara menjadi krisis sektor korporasi. "Karena biaya mereka (swasta) naik sesuai dengan kenaikan funding cost pemerintah," sebut dia.
Jadi, sekarang ini, tutur dia, permasalahannya adalah bagaimana caranya perbankan Uni Eropa direkapitalisasi dan siapa yang mau rekapitalisasi. Pilihannya, kata dia, apakah sektor swasta atau pemerintah. Jika pemerintah, ia menuturkan, kondisi keuangan pemerintah negara-negara UE sedang tidak baik. Kondisi utang di Spanyol, Italia, dan Perancis terhadap PDB kian tinggi sekalipun masih kurang dari 100 persen. Kedua, rekapitalisasi bisa dilakukan oleh perbankan di wilayah Eropa. Kondisi saat ini, Jerman dan Bank Sentral Eropa keberatan untuk membeli surat utang yang diterbitkan oleh negara-negara bermasalah seperti Italia.
"Nah ini dia deadlock antara Jerman, Perancis, dan negara-negara lainnya. Di satu sisi, Jerman dan Belanda anti konsep menggunakan bank sentral untuk membeli surat utang negara-negara yang kesulitan. Di sisi lain negara-negara yang kesulitan, termasuk Perancis, Italia, dan Spanyol, ingin sekali bank sentral ini membantu," ujar dia.
Fauzi menyebutkan, jika kesepakatan dalam pembahasan untuk mengatasi krisis di wilayah UE terus mengalami kebuntuan, pasar modal dunia akan terpuruk terus. "Karena pasar modal, pasar saham global itu adalah indikator kepercayaan investor terhadap rencana solusi UE dan IMF untuk menyelesaikan masalah UE," ujar dia.
Jadi, setiap kali ada kebuntuan, saham pun anjlok. Dan, setiap kali ada upaya pertemuan, saham akan naik, misalnya 2 persen. "Jadi, betul-betul perkembangan ekonomi global sangat ditentukan oleh berita," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar