Sabtu, 04 Mei 2013

Letter of inquiry



Feb 20, 2013
Rizka Ellisa Eka Putri
Zamrud utara blok D5 no 21
Bekasi

Dear Ms. Rizka,
First, i know your name as a good hotel especially in jakarta.  i would like to reseve a single room with bath for the nights of may 15th and 16th. I need a breakfast and a dinner with a pudding disert.
I would very much appreciate a quiet room away from traffic noise. Could you please confirm that, ther is a lift to whichever floor i am on, as i have difficulty with stairs ?
I am looking forward for your prompt reply.

Your faithfully,


Fiki Sarah Ariputri

Kemiskinan di Indonesia Terus Menurun



Rabu, 02 Januari 2013 08:55:25 Admin


Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir perkembangan kemiskinan di Indonesia terus menurun sejak 2006.
  "Jumlah dan persentase penduduk miskin menurun dari tahun 2004 ke 2005. Namun pada 2006 jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan karena harga barang-barang kebutuhan pokok saat itu naik tinggi. Namun mulai tahun 2007 sampai 2012 jumlah maupun persentase penduduk miskin terus mengalami penurunan," kata Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di kantor BPS, Jakarta, Rabu (2/1/2013).

Berdasarkan data yang dilansir pada 2006 jumlah penduduk miskin mencapai 39,30 juta orang, 2007 mencapai 37,17 juta orang, 2008 mencapai 34,96 juta orang, 2009 mencapai 32,53 juta orang, 2010 mencapai 31,02 juta orang, 2011 mencapai 30,02 juta orang, 2012 mencapai 28,59 juta orang. Menurutnya, pada September 2012, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,59 juta orang atau 11,66 persen, berkurang sebesar 0,54 juta orang atau 0,30 persen dibandingkan dengan Maret 2012 yang mencapai 29,13 juta orang atau 11,96 persen.

"Selama periode Maret-September 2012, jumlah penduduk miskin yang berada di daerah maupun perkotaan sama-sama mengalami penurunan, dimana masing-masing turun sebesar 0,18 persen atau 0,14 juta orang di perkotaan dan 0,42 persen atau 0,40 juta orang di perdesaan," ujarnya. Lebih lanjut ia menyebutkan delapan faktor yang terkait dengan penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin di Indonesia selama periode Maret-September 2012 yakni inflasi umum relatif rendah, Penerimaan beras murah (raskin), upah harian (nominal) buruh tani dan buruh bangunan yang meningkat, harga beras yang relatif stabil, adanya perbaikan penghasilan petani yang ditunjukan oleh kenaikan NTP (Nilai Tukar Petani), perekonomian Indonesia triwulan III-2012 tumbuh sebesar 6,12 persen, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 6,14 persen, mengalami penurunan dibandingkan keadaan pada Februari 2012 yang sebesar 6,32 persen, dan selama periode Maret 2012-September 2012 harga eceran beberapa komoditas bahan pokok lain seperti tepung terigu, cabe rawit, cabe merah dan telur ayam ras mengalami penurunan.

Ia menambahkan pada September 2012, komoditi makanan memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan. Komoditi yang memberikan pengaruh besar pada kenaikan garis kemiskinan diperkotaan seperti Beras sebesar 26,92 persen, rokok kretek filter sebesar 8,67 persen, telur ayam ras sebesar 3,51 persen, daging ayam ras sebesar 3,12 persen, gula pasir sebesar 2,77 persen, tempe sebesar 2,44 persen, tahu sebesar 2,15 persen, mie instan sebesar 1,59 persen, bawang merah sebesar 1,32 persen dan cabe merah sebesar 1,26 persen. Sedangkan komoditi yang bukan makanan adalah perumahan sebesar 8,70 persen, pendidikan sebesar 2,71 persen, bensin sebesar 1,91 persen, angkutan sebesar 1,86 persen dan pakaian jadi anak-anak sebesar 1,79 persen.

Sementara komoditi yang memberikan pengaruh besar pada kenaikan garis kemiskinan diperdesaan yakni Beras sebesar 33,38 persen, rokok kretek filter sebesar 8,23 persen, gula pasir sebesar 3,86 persen, telur ayam ras sebesar 2,61 persen, mie instan sebesar 2,30 persen, tempe sebesar 1,96 persen, tahu sebesar 1,60 persen, bawang merah sebesar 1,51 persen, kopi sebesar 1,50 persen, tongkol/tuna/cakalang sebesar 1,35 persen. Dan komoditi yang bukan makanan yakni perumahan sebesar 5,78 persen, pakaian jadi anak-anak sebesar 1,76 persen, listrik sebesar 1,55 persen, pakaian jadi perempuan dewasa sebesar 1,46 persen dan bensin sebesar 1,43 persen.

Dampak Positif :

  •  jika harga kebutuhan pokok tiap tahun menurun, maka jumlah kemiskinan pun akan menurun, dan indonesia tidak akan lagi menjadi negara termiskin di dunia.
  • Jika jumlah kemiskinan menurun, semua masyarakat indonesia akan hidup sejahtera dan tidak ada lagi yang merasa terbuang.

Dampak Negatif :

  • Jika harga kebutuhan pokok naik, maka banyak masyarakat indonesia yang tidak mampu membeli kebutuhan pokok dan kemiskinan pun meningkat.
  • Jika kemiskinan di indonesia meningkat, maka masyarakat indonesia tidak akan hidup sejahtera. 
  • Kemiskinan dapat menyebabkan orang patah semangat dan akan bertambah pula kejahatan di indonesia.